Sabtu, 04 November 2017

Wonder Women

Ketika adzan subuh mengumandang, aku mendengar suara wajan dan sepatula saling beradu, irisan pisau yang menyerang papan, serta bau masakan yang memenuhi ruangan hingga ke kamarku.

Aku langsung membuka mata yang masih sayu, lalu menggerakkan badan hingga berubah posisi yang tadinya punggung berada di atas kasur aku berusaha bangkit dari tempat tidur.

Lalu menuju ruang makan untuk duduk kembali sambil merenung, kebiasaan bangun tidur merenung sejenak sebelum melakukan aktifitas.

Dalam hati berkata "Great women," dialah perempuan yang aku sayang sampai kapanpun. Lalu beliau melihatku ketika sedang melamun, "Ayu, kamu ngapain disitu, udah ambil wudhu belum, pergi ke kamar mandi, terus bangunkan kakak-kakakmu untuk sholat berjama'ah," aku langsung sadar dari lamunanku.

"iya mah, sebentar lagi," jawab ku.

"Sebentar lagi kapan ayu" ujarnya,

"Iya iya sekarang on the way" ucapku langsung bangun dari lamunanku dan berjalan menuju kamar mandi.

Setiap pagi beliau selalu memakai daster bercorak batik kesukaannya, bangun lebih awal dari kami anak-anaknya untuk memasak, cuci baju dan beres-beres rumah.

Terkadang aku ikut membantu beliau sebelum berangkat sekolah, karena aku anak perempuan satu-satunya jadi harus belajar dari dini ujarnya, walaupun sedikit-sedikit.

Dialah ibuku, yang mulai sedikit keriput kulitnya, memiliki tinggi lebih dariku lima senti mungkin, lesung pipit di pipi yang seiras denganku, kebnyakan orang banyak yang berkata kalau kami berdua seperti kakak-adik karena  wajah kami yang tidak jauh berbeda.

Ibuku, dialah yang mengerti perasaan dan keadaanku, karena hanya kita berdua dirumah itu. Selain beliau rajin memasak, bersih-bersih dan lainnya, beliau juga sering membantu pekerjaan sekolahku.

Beliau mengajariku pelajaran yang menurutku sulit. Ibu empat anak itu kami panggil mamah, dia adalah orang yang luar biasa, selain bisa menjawab pertanyaan pelajaran yang menurutku sulit, mamah mengajariku mengaji dan menghafal qur'an.

Aku mengagumi semuanya tentang mamah, ibu yang tiada duanya. Beliau adalah wonder women bagi kami, walaupun sering sibuk dengan berbagai kegiatannya, beliau tetap memberikan kasih sayang kepada anaknya.

Karena selain menjadi ibu rumah tangga, beliau juga mengajar ngaji di sekolah sore dan les mengaji dari rumah kerumah, aku bangga menjadi anaknya.

Beliau mengajarkan kami banyak hal, murah senyum, ramah terhadap tetangga, suka berbagi makanan ke rumah sebelah, dan banyak lagi pokoknya.

Walaupun beliau sudah berada di syurga Allah, aku tidak akan pernah lupa dengan kasih sayang serta ilmu yang pernah beliau berikan terhadap kami.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

6 Langkah Buat Kamu Yang Susah Tidur Di Malam Hari

Tidur malam adalah kebutuhan bagi badan untuk merehatkan seluruh organ tubuhnya setelah beraktivitas selama seharian penuh. Kebanyakan ...