Minggu, 19 November 2017

Karena Syurga Itu Tidak Mudah 4

Bab 4
Maafkan Ibu

Ketika ridwan sedang menunggang motornya saat balik sekolah, melihat ada mobil yang berhenti, yang terlihat tidak asing baginya.

Ridwan langsung berhenti di perhentian mobil itu, lalu mengetuk kaca pintu kanan pada mobil yang berhenti, pemilik mobil itu adalah ibu aisyah gurunya ridwan.

“Bu, ada yang bisa saya bantu,” ucap ridwan kepada gurunya itu.

Ibu aisyah langsung membuka kaca pintunya, lalu berkata,
“Mobil ibu tiba-tiba tidak bisa di starter wan”

“Biar saya cek dulu ya bu,” ridwan memiliki pengalaman masalah otomotif seadanya, tapi apa salahnya membantu orang yang sedang kesusahan.

“Bu, coba starter mobilnya,” ternyata ada salah satu kabel yang terputus sehingga mobil mogok.
“Alhamdulillah, udah bisa wan,” ibu aisyah yang tadinya wajahnya mengerutkan kan dahi karena khawatir tidak bisa di perbaiki mobilnya, bertukar menjadi tersenyum bahagia. Ibu aisyah langsung keluar dari mobilnya itu lalu mengucapkan terimakasih kepada muridnya itu.

“Terimakasih ya ridwan,” dengan penuh senyuman.

Ridwan yang kala itu masih kesal dengan perbuatan ibu aisyah, dia hanya tersenyum kecut lalu menjawab pun hanya sekedarnya,
“Sama-sama,” ridwan langsung menuju motornya terus tancap gas, pergi dari peredaran menuju rumahnya.

Dalam hati ibu aisyah berkata-kata,
“Apakah ridwan masih belum bisa memaafkanku, sudah berbagai cara aku mencoba untuk meminta maaf dengannya, tapi dia sama sekali tidak memperdulikan permintaan maafku,” yang tadinya sudah merasa senang karena mobilnya telah hidup kembali, tiba-tiba wajahnya kembali muram memikirkan anak muridnya itu.

Tidak lama setelah ridwan pergi, ibu aisyah langsung masuk ke dalam mobilnya, lalu pergi untuk balik ke rumahnya.

Ketika sampai dirumah ibu aisyah bertanya-tanya dalam diri sendiri,
“Apakah tindakan ku terlalu kejam terhadapnya, sehingga dia tidak bisa memaafkanku? Bagaimana ridwan, ibu sungguh menyesali dengan tindakan saat itu”

Ibu aisyah merasa sedih, karena setiap bertemu dengan ridwan, dia selalu memalingkan wajahnya lalu pergi, entah harus memakai cara apa supaya bisa lulus hatinya untuk memaafkannya.

Pernah ibu aisyah menyuruh teman baiknya sidiq, untuk memberikan surat kepada ridwan, tapi itu hanya sia-sia, ketika ibu aisyah melihat ekspresi ridwan dari jauh, ridwan tidak mau membuka surat itu sedikit pun.

Keesokannya ibu aisyah ketika selesai mengajar, mencoba meminta maaf kembali kepada ridwan dengan pergi kerumahnya lagi,
Ketika sudah sampai di depan rumahnya ibu aisyah megetuk pintu rumahnya yang berwarna kecoklatan itu, biasanya ibu aisyah membawa nafsiah tapi kali ini dia pergi seorang diri.

“Assalamualaikum,” ibu aisyah mengetuk pintunya hingga berkali-kali sampai ada seseorang yang membuka pintunya.

“Wa’alaikumsalam,” tiba-tiba ada suara perempuan separuh baya dari dalam rumah ridwan, lalu dibuka lah pintunya.

Inilah yang ditunggu-tunggu oleh ibu aisyah, ternyata ibu rahmah yang telah membukakan pintu rumahnya, sebelum ibu aisyah membuka percakapan, ibu rahmah menyuruhnya untuk masuk dan duduk di ruang tamu.

“Silahkan duduk dulu bu,” ucap ibu rahmah.

“Iya bu,” ibu aisyah yang telah dipersilahkan duduk, dia masuk ke dalam dan duduk di kursi yang telah disediakan.

Ibu rahmah langsung menuju dapur untuk mempersiapkan air minum untuk tamunya itu, ketika ibu rahmah pergi ke dapur, ibu aisyah sepertinya mendengar percakapan dua orang, suaranya tidak asing baginya, ibu aisyah pun menerka-nerka dalam hati,

“Itu terdengar seperti suara ridwan berbicara dengan ibunya”

Tiba-tiba datanglah ibu rahmah sambil membawakan air minum dan meletakannya di atas meja dan menyuguhkannya ke ibu aisyah,
“Mari di minum bu,” ucapnya.

“Iya bu, terimakasih, bu boleh tanya ridwan nya ada,” Ibu aisyah langsung membuka pembicaraannya itu.

“Ada bu”

“Boleh nggak ya saya bertemu dengan ridwan”

“Memangnya ada apa bu, tadi ridwan berkata kepada saya, dia tidak mau bertemu dengan ibu”

“Bu, saya datang kesini atas niatan baik, saya ingin meminta maaf kepada ridwan, pagi itu saya memiliki mood yang tidak baik, terus melihat ridwan masuk terlambat dalam kelas saya, oke saya menyuruhnya untuk masuk dan mengikuti pelajaran dengan teman-teman lainnya, tidak lama kemudian saya mendengar keributan dari belakang, ternyata ridwan dan temannya aris sedang cekcok, hingga ridwan memukul temannya itu, saya langsung menghampirinya, karena saya marah dengan ridwan yang tadi terlambat lalu membuat ulah di dalam kelas, saya langsung menampar nya di tempat”

Ibu rahmah mengerutkan dahinya yang masih mendengarkan ibu aisyah bercerita, dengan tidak sadar ibu aisyah bercerita hingga mengeluarkan air mata dengan sendirinya.

Sambil mengusap air mata itu ibu aisyah terus melanjutkan cerita pada pagi itu,
“Lalu saya menyuruh ridwan untuk keluar kelas, setelah mendengar cerita dari nafisah saya baru sadar, yang pagi itu aris menjahili nafisah hingga kesal, dan ridwan merasa risih dengan tindakan aris yang semena-mena dengan nafisah, hingga ridwan memukul aris”

“Saya benar-benar menyesal atas tindakan saya bu, saya telah mencoba meminta maaf terhadap ridwan tapi dia tidak pernah menanggapi permintaan maaf dari saya sampai sekarang”

Ibu rahmah mencoba menenangkan gurunya itu, “Bu, ridwan anaknya memang keras kepala, mungkin butuh waktu untuk melupakan kejadian pagi itu, sabar ya bu, nanti saya bicarakan lagi dengan ridwan mengenai permintaan maaf ibu ini”

Ibu aisyah merasa dirinya agak lega dengan jawaban dari ibu rahmah, tidak lama kemudian ibu aisyah bangun dari tempat duduk nya lalu beranjak untuk pulang.
“Terimakasih ya bu rahmah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

6 Langkah Buat Kamu Yang Susah Tidur Di Malam Hari

Tidur malam adalah kebutuhan bagi badan untuk merehatkan seluruh organ tubuhnya setelah beraktivitas selama seharian penuh. Kebanyakan ...