Minggu, 19 November 2017

Karena Syurga Itu Tidak Mudah 5

Bab 5
Aris

Jam istirahat telah tiba, ridwan berjalan menuju kantin tiba-tiba ada suara dari belakang,

“Hei kau”

Langkah ridwan langsung berhenti untuk mengetahui dari pemilik suara itu.

“Dushhh”

Pukulan dari seseorang yang berada di belakangnya tadi.

“Awww, apa ini, maksud kamu apa,” ridwan mengaduh kesakitan dan bertanya-tanya dengan pukulan yang diberikan oleh aris.

“Inilah balasan untuk orang yang suka ikut campur urusan orang, hahahaha,” aris kegirangan karena demdamnya terbalaskan juga.

“Weh, banci kau itu harusnya main sama perempuan, berani nyerang dari belakang aja udah bangga, udah gitu aja,” jawab ridwan dengan puas, dalam hati berkata, “Nggak penting banget kalau harus ngadepin nih bocah”

Ridwan langsung melanjutkan langkahnya menuju kantin, karena keberadaanya telah ditunggu oleh teman-temannya disana.

Jawaban ridwan membuat aris marah dan menarik bahu kanan ridwan hingga badan aris memutar kedepan.

“Weh loe kalau ngomong bisa di jaga dikit nggak, ngomongnya asal ceplos aja kayak petasan”

“Terus kamu maunya aku ngmong apa? Sayang kalau mukul kerasan dikit ya biar kayak laki-laki jentel, gitu?,” dengan senyuman separuh lewat bibir kanannya.

“Loe hina gue,” bertambah lah dendam aris kepada ridwan, aris langsung memberikan isyarat kepada temannya menggunakan tangan yang berbunyi seperti peluit.

Datangalah teman-temannya aris dua orang, lalu menyeret ridwan menuju belakang sekolah agar tidak terlihat oleh siswa lainnya.

“Bukkk bukkk bukkk,” pukulan dari aris dan kedua temannya itu.

Aris yang memiliki badan yang agak besar dan tinggi itu berusaha untuk melawan, tapi ternyata usahanya itu gagal, tiba-tiba ada salah satu temannya ridwan melihat temannya di keroyok oleh geng aris dan kawan-kawannya.

Ishaq langsung memanggil, iqbal dan sidiq di kantin untuk membantu ridwan melawan geng aris, ketika mereka datang aris dan kawan-kawannya langsung pergi begitu saja, mungkin dia tidak mau memperpanjang masalahnya itu.

Ishaq, sidiq dan iqbal langsung membantu ridwan yang mulai lemah untuk bangun dari duduknya.

“Apakah kamu oke”, Ishaq yang khawatir dengan keadaan sahabatnya itu, memandang ridwan yang sedang kesakitan itu.

“Kita bawa ridwan ke ruang UKS dulu,” ucap iqbal

Sidiq dan iqbal langsung menopang ridwan menuju UKS, lalu mengambil obat merah serta perban dan juga plaster yang tersedia di ruang UKS itu.

Ridwan dibaringkan di atas ranjang lalu ketiga temannya membagi kerja, sidiq bagian kepala nya, iqbal bagian tangannya dan Ishaq bagian kakinya.

“Thanks geng, sudah merepotkan kalian,” ucap ridwan

“Sudah kamu istirahat aja jangan banyak bicara dulu, lihat pipi kamu lebam,” ucap sidiq

“Iya betul tuh wan, mending kamu istirahat aja,” ucap iqbal

Ishaq yang tidak terima atas apa yang dilakukan oleh aris, dan melihat ridwan kesakitan, langsung keluar ruang UKS untuk mencari aris yang telah membuat sahabatnya babak belur.

Kedua temannya pun mengikuti ishaq, yang wajahnya terlihat marah itu, sebelum iqbal dan sidiq pergi, iqbal memberi pesan kepada ridwan, “Wan, kamu istirahat saja dulu, biar kami yang menyelesaikannya,” kedua temannya itu langsung hilang dari pandangan ridwan.




Sebenarnya ridwan tidak menginginkan hal ini berlanjut, biar dia saja yang merasakannya, kalau bisa ridwan ingin dia saja yang menyelesaikannya, tapi teman-temannya sudah beranjak pergi sebelum ridwan berkata sepatah pun.

Ridwan kini masih belum bisa untuk bangun, mungkin badannya kaget atas beberapa pukulan yang diterima nya tadi, tiba-tiba ada suara orang yang masuk ke dalam ruangan UKS.

“Kamu kenapa wan?,” Pertanyaan dari perempuan yang lembut dan sholehah yang bernama anisa.

“Oh, kamu nis aku kira siapa, nggak apa-apa kok, biasa laki-laki”

“Iya wan, aku nyari buku ibu laila, katanya ketinggalan di sini”

“Oh, kirain sakit jadi datang kesini”

“Nggak wan, nah ini dia bukunya, udah dulu ya pamit keluar, syafakallah wan”

“Yap, terimakasih nis”

Ternyata perbincangan nisa dengan ridwan terlihat oleh nazmi dari luar ruang UKS, seksi agama di sekolahan yang terlihat sholeh dan mengagumi nisa.

****
“Hei aris, kau berani-beraninya main keroyokan dengan ridwan, maksud kamu apa, kalau berani lawan kami satu-satu, jangan keroyokan kaya banci,” iqbal menantang aris serta mewakilkan pembicaraan teman-temannya.

“Kawan kalian aja yang nantangin gue, sok sokan berani, akhirnya babak belur kan,” ucap aris

Kedua teman aris itu tertawa terbahak-bahak,
“Hahhahahaha”

“Puas ketawanya, udah puas belum,” dengan nada yang agak tinggi oleh sidiq

Lalu kedua kelompok itu saling memukuli, teman-temannya ridwan memukul dengan kesal karena dendam nya terhadap geng aris yang telah mengkroyok ridwan.

Tiba-tiba pak taufiq guru BP itu datang melihat pertengkaran dua geng itu,
“Berhenti!!!”

Semuanya menghentikan pukulannya lalu terdiam dan menunduk kan kepala nya,
“Semuanya ikut bapak ke lapangan sekarang!!!”

Semua berjalan menuju lapangan dan mengikuti di belakang pak taufiq.

Sampainya di lapangan geng aris dan geng ishaq berbaris berjajar satu shof menghadap bendera.

“Bapak hukum kalian berdiri disini sambil hormat sampai balik, kalian ini sudah besar, masih aja berantem nggak jelas seperti ini, kayak anak TK, nanti besok kalian semua bapak skors satu hari”

“Yaaah, bapak,” jawab aris

“Kenapa aris, kurang hukumannya”

“Eeeenggak pak, ampun”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

6 Langkah Buat Kamu Yang Susah Tidur Di Malam Hari

Tidur malam adalah kebutuhan bagi badan untuk merehatkan seluruh organ tubuhnya setelah beraktivitas selama seharian penuh. Kebanyakan ...