Sabtu, 18 November 2017

Karena Syurga Itu Tidak Mudah 3

Bab 3
Aiman

Pagi itu, aku dengan aiman, abangku. Mencari kayu untuk memperbaiki rumah kami yang lumayan tua, abangku sangat ahli di bidang ini, untuk masalah renovasi rumah, dia lah yang selalu memperbaikinya.

Kami memulai dari ba’da subuh. Ketika matahari sudah memunculkan bulatnya hingga berada di atas kepala, kami beristirahat sejenak untuk sholat dhzuhur dan makan siang yang telah disediakan oleh ibu.

“Bro, suatu saat nanti aku akan ingat rumah hasil jerih payah yang kita buat ini,” kata aiman

“Pasti Bro, kita akan bertahan disini sampai kita tua nanti kan,” ridwan tersenyum sambil memandang aiman

“Kita harus jaga persaudaraan kita sampai kapanpun oke, ana ukhibuka fillah ridwan,” nada suaranya tiba-tiba terdengar perlahan,

“Of course, abang kesayanganku,”

“Ridwan, kalau suatu hari nanti aku nggak berada disini, jaga ibu baik-baik ya sampai kapanpun, aku titip ibu jagalah dia untukku,”

Tiba-tiba ridwan merasa tersedu dengan yang diucapkan oleh abangnya, lalu berkata
“Abang nggak nyuruh pun aku pasti jaga ibu sebisa semampuku”

Aiman mengeluarkan cincin dan memberikannya kepada ridwan, lalu berkata, “Wan aku mau cincin ini menjadi saksi persaudaraan kita till jannah, jaga cincin ini yaa walaupun kita berpisah, suatu saat nanti”

Ridwan terpana dengan tindakan aiman yang tiba-tiba jadi so sweet itu. Yang tadinya hanya berdiri kaku, ridwan mengambil cincin yang abangnya berikan itu lalu memeluk abangnya, tanpa terasa air mata jatuh di atas pipi.

“Terimakasih abang, adek yang ganteng nih pasti jaga cincin ini, maaf kan aku yang sering melawan kata-katamu,” ridwan berkata menyadari yang sebelumnya selalu membantah perintah abangnya itu.

Tiba-tiba ibunya datang melihat kakak dan adik yang berpelukan itu lalu berkata,”sudah-sudahlah tuh, adzan sudah berkumandang, sholat lah dulu lalu makanlah masakan mak”

Aiman dan ridwan itu langsung mengusap air matanya yang tertinggal di pipi lalu semua pergi menuju mushola dekat rumah untuk mengambil wudhu dan sholat.

Sebelumnya aiman menjawab mak nya yang tiba-tiba datang itu, “oke ibu sayang,” beserta senyuman manis nya yang tidak pernah tertinggal.

Aiman adalah anak yang sholeh, baik, sopan, tidak pernah melawan orang tuanya, walaupun ayahnya suka bertindak semena-mena dengan ibunya dia masih bisa bersikap baik dengan ayahnya itu, selain itu aiman adalah anak yang pintar, dia selalu mendapatkan rangking satu di sekolahnya.

Ibu rahmah sangat sayang kepada kedua anaknya, apalagi dengan aiman, yang telah menjadi tauladan kepada adiknya ridwan yang memiliki sifat mudah marah, mudah baik itu,terkadang keras, terkadang lagi bersikap lembut.

Setelah selesai sholat aiman dan ridwan balik kerumah untuk makan yang telah disiapkan oleh ibunya itu, ketika masuk kerumah kakak adik itu memberi salam,
“Assalamualaikum”
“Wa’alaikumsalam”
Aiman dan ridwan mencium tangan ibunya, lalu masuk ke kamar masing-masing untuk mengganti pakaiannya.

“Ibu makan spesial hari ini, masak kesukaan aiman sambal goreng tempe, dan kesukaan ridwan tumis kangkung, biar kerjanya lebih semangat lagi nanti habiskan ya masakan mak ini,” dengan wajah gembira karena melihat kedua anaknya tersenyum ketika berada di meja makan”

“Oke ibu sayang, ridwan sayang ibu”

“Tunggu wan, terimakasih kasih lah dulu dengan ibu, baru boleh makan,” aiman dengan wajah serius, padahal dalam hatinya ketawa Karena telah memperhatikan suapan tangan ke mulutnya, lalu tiba-tiba terlepas lah ketawa kecil dalam mulutnya”

“Iya iya bang, terimakasih ibu ridwan sayang ibu, udah puas,” ridwan yang agak kesal dengan tingkah abangnya itu.

“Sudah-sudah, sebelum makan baca do'a dulu, ridwan yang pimpin doanya,” ibunya berkata.

Dengan pasrah, ridwan memimpin do'a sebelum makan di siang itu,
“Bismillahirrahmaanirrahim, allahumma bariklana fii ma rozaktana wakinaa adzabannar, aamiin,” ridwan langsung melahap laju makanan yang telah sedia di depannya itu, karena perutnya yang telah berbunyi meminta makan.

****

Keesokan harinya saat subuh berkumandang, aiman membangunkan adiknya yang susah untuk dibangunkan setiap subuh,
“Ridwan bangun lah, nanti kita terlambat untuk sholat berjamaah di mushola”

“Yaudah, abang pergi dulu nanti aku nyusul,” matanya masih terpejam, dan mengikuti Hawa nafsu untuk melanjutkan mimpinya itu,hanya mulut saja yang berbicara dengan abangnya, lalu merubah posisi tidur yang tadinya menghadap kanan, merubah ke arah kiri”

Abangnya yang tidak suka dengan jawaban adiknya itu, yang sekedar memberikan harapan palsu, dengan geram abangnya menarik kaki abangnya itu sampai turun ke bawah, itulah cara satu-satunya untuk membangunkan adik kesayangannya itu.

Setelah ridwan bangun dari tidurnya, abangnya mendorong adiknya itu untuk pergi ke kamar mandi, agar mengambil wudhu sebelum sholat.

Karena terlambat untuk berjamaah di mushola, aiman, ibunya dan ridwan sholat berjamaah di rumah, aiman lah yang memimpin sholat subuh.
Setelah selesai sholat dan berdoa aiman dan ridwan mencium tangan ibunya. Keadaan hening tiba-tiba ridwan berkata dengan ibunya,

“Bu, ridwan mau kerja ke jakarta ikut teman-teman, katanya gajinya lumayan bu”

“Ridwan, sekolah aja dulu yang bener, uang itu bukan segalanya, nggak selamanya uang nomer satu, kalau banyak uang tapi nggak ada ilmu, itu buat apa wan, uangnya bakal hilang dan mengalir nggak jelas”.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

6 Langkah Buat Kamu Yang Susah Tidur Di Malam Hari

Tidur malam adalah kebutuhan bagi badan untuk merehatkan seluruh organ tubuhnya setelah beraktivitas selama seharian penuh. Kebanyakan ...