Sabtu, 07 Oktober 2017

JEJE

Bel telah berbunyi, menandakan pekerja untuk go home dan melabuhkan badan di atas kasur setelah semalaman kerja, kami pun terus menuju loker untuk membuka uniform dan shoe safety, dan secepat mungkin pergerakan kita di loker untuk mengantri di punch card, walaupun loker sempit tapi kita berlomba-lomba supaya bisa cepat keluar dari kandang, yang katanya kalau lambat  keluar akan tertinggal bis, padahal kalau kita terlalu lambat kita akan menjadi korban di dalam bis, yang akan menjadi bahan bully dan amarah buat temen-temen yang sudah menunggu lama, karena kita semua mengharapkan cepet-cepet pulang kerumah mungkin terlalu lelah setelah berada di tempat kerja selama dua belas jam atau mungkin juga efek laper hee, keterlambatan membuat kami menjadi telat smpai rumah, belum lagi kalau di jalan macet, menempuh di perjalanan bisa menghabiskan setengah jam setelah jam tujuh.

Akhirnya bisa keluar juga dari loker yang lumayan sempit, aku menuju pintu keluar menuju punch card, ketika membuka pintu, dalam hati berkata, "sepertinya ada yang memperhatikan ku dari kejauhan, tiba-tiba suara yang sangat familiar terdengar dari laluan sebelah kiri ketika aku mengantri untuk punch card, "Je...je...je," suara perempuan yang berasal dari negara myanmar, ternyata si mei, temen satu kerja, "kenapa nih ka mei, pagi-pagi udah berisik" berkata dalam hati, tiba-tiba ada suara lagi dari belakang diantara berpuluh-puluhan pekerja yang mengantri ada yang memanggil namaku dengan suara yang lumayan membuat telinga sakit, dengan semangatnya dia memanggilku "Ayuu," ternyata panggilan dari Mita, lalu aku langsung menoleh kebelakang 
"Kenapa?"
"Lihat lah itu ada siapa" Mita menunjuk lelaki yang telah lama menghilang dari peredaran dikarenakan kecelakaan dua bulan yang lalu.
"oh dia, terus" jawabku agak sinis, dalam hati berkata,
"pantesan tadi ka mei teriak memanggil lelaki itu, pasti dia sengaja teriak di sampingku ketika menyebut namanya." Mita hanya tersenyum puas melihat ku memandang lelaki itu.

Sebut saja Jeje, lelaki itu kerap sekali mengganggu ku ketika kerja, mengajak bicara setiap dia memiliki waktu luang, teman satu line pun selalu menanggapi dia, bahkan leader pun menyetujui kalau dia mengganggu di line ku. Dulu kami memiliki geng yang terdiri dari dua laki-laki empat perempuan, kami selalu pergi bersama-sama, nongkrong bareng, main bowling, jalan-jalan dan lain-lain disitu lah kami bisa akrab dengan dia, karena sebelumnya hanya sekedar kenal dan selalu mengirim surat kepadaku lewat teman yang dekat dengan tempat kerja dia, tapi aku nggak terlalu menanggapinya, bukan karena sombong atau apapun, pertama dia non muslim, kedua aku kerja di negri jiran ini bukan ingin mencari jodoh, surat itu berisikan minta nomer telfon lah, rindu awak 100% lah, macam-macam lah pokoknya, iya lah kalau nggak dibaca sama Mita yang selalu menerima surat itu, terkadang surat itu di baca dengan suara lantang di dalam line, tapi aku tidak terlalu menghiraukannya walaupun agak malu, karena suara dia membuat semua orang dengar dan tersenyum padaku. Itulah alasan teman-teman satu line memanggil ku ketika melihat lelaki itu saat itu.

Cinta itu tidak harus memiliki dan tidak bisa di paksakan, kalau ada yang menyukai kita jangan memanfaatkan keadaan itu di jadikan untuk keperluan diri sendiri, kalau nggak suka maka katakanlah jangan memberikan harapan besar terhadapnya. Lebih baik memiliki teman banyak daripada memiliki musuh banyak di karenakan harapan palsu 😁😊. 


                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

6 Langkah Buat Kamu Yang Susah Tidur Di Malam Hari

Tidur malam adalah kebutuhan bagi badan untuk merehatkan seluruh organ tubuhnya setelah beraktivitas selama seharian penuh. Kebanyakan ...