Senin, 11 Desember 2017

Lalai




Alarm teleponku berdering, “aaah, rasanya malas bangun hari ini,” aku mematikan alarm hape lalu mengatur ulang alarm untuk menambahkan waktu enam menit. 

Hapeku berbunyi semula, sambil mematikan alarm di telepon aku berseru, "oke oke aku bangun". Setelah kerja selama enam hari full, disaat hari libur disuruh kerja rasanya malas untuk beranjak dari kasur tapi apalah daya, demi rupiah dan tanggungan yang harus dipenuhi. 

Tidak lama kemudian setelah alarm berbunyi, aku langsung bangun dari tempat tidurku lalu mengambil handuk menuju kamar mandi. Jam menunjukkan setengah enam, aku langsung menuju tempat makan untuk sarapan pagi yang telah di siapkan dari malam, dengan lauk sayur brokoli campur fish cake buatan sendiri

Tidak lama kemudian adzan berkumandang menandakan subuh telah tiba, aku mempercepat gerakan sebisa mungkin untuk menyelesaikan breakfast, lalu sholat sebelum on the way ke tempat kerja.

Selesainya makan dan sholat, aku langsung bersiap untuk turun kebawah rumah, karena tinggal di rumah bertingkat lima, tapi aku duduk di lantai dua, menunggu bis khusus pekerja yang telah disediakan oleh pabrik.

Jam menunjukkan pukul enam lewat lima menit, aku mempercepat langkahku, dan ternyata bis yang setiap harinya aku naiki sudah berada di depan, yang tidak lama kemudian melaju dengan cepat, aku melambaikan tangan dan berlari.

Uncle tunggu,” ku ambil hapeku dan mencari kontak temanku yang sudah berada di dalam bis itu.

“Halo, ka aku dibelakang bis, belum naik lagi,” ujarku sambil berlari.

“Iya halo, uncle ada lagi yang tertinggal dia di belakang,” ka dina mencoba memberitau supir bis itu.

Tapi semuanya sia-sia, dengan nada kecewa ka dina pun berkata lagi,
“Sudahlah dek kamu naik grab aja, uncle nya nggak mau berhenti, nggak apa apa yaa kamu naik grab aja,”

Ka dina mengulang perkataannya, menyuruhku naik grab, dalam hati berkata,
“Aisssh, semudah itukah menyuruhku naik grab, atau lebih baik aku nggak usah kerja aja hari ini, ke tempat kerja pun harus mengeluarkan uang lebih untuk transport,”

Telepon tadi masih belum berakhir, ka dina pun masih mengoceh menyuruhku naik grab, lalu aku mengakhiri teleponnya dengan nada kesal,
“Oke oke, nanti aku naik grab aja ke tempat kerja”

“Tuuut.. Tuuut,” menandakan pengakhiran telepon kami berdua.

Kesempatan itu tidak datang dua kali, dan tinggal lah penyesalan yang datang selalu di akhir cerita.

Di dalam kepalaku terus bersoudzon terhadap ka dina, yang terdengar tidak ada usaha untuk membelaku menyuruh supir bis untuk berhenti dan kenapa dia tidak ingat kalau aku juga kerja di hari itu.

Tiba-tiba ada fikiran, “coba aja kalau aku bangun lebih awal lagi, aisssh,”

Setelah bergulat dengan fikiranku sendiri, aku mengambil gawai dan mencari aplikasi grab, lumayan lama mencari pengemudi di pagi buta, tapi aku tidak menyerah, sampai ketiga kali akhirnya dapat juga pengemudi mobil myvi, merk mobil negri jiran yang terkenal dan banyak peminat mobil tersebut di negri ini.

Ketika mobil sewa datang aku masuk dan mengucapkan salam
Assalamualaikum,” ucapku.

Wa’alaikumsalam, adek tau jalannya lewat mana ya,”

“Emmm,” belum sempat saya menjawab driver sudah memotong.

“Tak apelah saya pakai aplikasi waze jer,” ucap nya menggunakan logat melayu.

“Emmm, oke,” jawabku

“Pagi ni ada kerja ker?,” tanya nya sambil memutar setir yang berbentuk bulat itu.

“Iya, ada overtime,”

“Biasa pergi kerja naik apa?”

“Naik bas bang, tadi saya tertinggal kat belakang, padahal saya dah lari”

“Ooh ye ker, pastu dah sholat subuh belum?”

“Alhamdulillah dah sholat dah

“Okelah tu kalau dah sholat subuh”

“Aah, itulah biarlah terlambat janji dah sholat subuh kat rumah, kan,”

Yelah betul, tak pe pagi ni rejeki untuk abang sebab kamu terlambat”

Aku tergelak kecil mendengar driver bersyukur mendapatkan penumpang di pagi buta, akupun merasa bersyukur juga pagi-pagi berbagi rezeki, jadi apapun yang terjadi pasti ada hikmah terselubung di balik setiap kejadian.

Akhirnya sampai juga di pabrik tercinta yang telah membuatku bertahan di negri jiran ini menjadi pahlawan devisa sekaligus pelajar.

Rasanya malas untuk masuk, dalam hati berkata “Pasti nanti banyak yang nanyain kenapa terlambat dan sebagainya, ah hanya perasaan aku saja, tapi kenapa mereka tidak ingat kalau pagi itu aku juga kerja,” terulang kembali fikiranku yang masih kecewa terhadap teman-temannya.

Karena sudah berada di kilang, akupun masuk menukar pakaianku dengan uniform yang telah disediakan di loker, lalu berjalan menuju tempat kerjaku. Jam menunjukkan pukul enam lebih lima puluh menit, masih ada sepuluh menit lagi untuk bersantai, aku duduk di kursi tempat duduk yang disediakan untuk IT, karena masih pagi jadi siapapun boleh mendudukinya, karena jam kerja mereka dimulai pukul delapan.

Aku membuka gawai melihat status pagi di laman facebook, tiba-tiba ka dina menghampiri ku,
“Ayu maaf yaa tadi nggak bisa bantu, padahal kami sudah merayu driver untuk berhenti, padahal waktu aku bilang sama dia bisnya masih di depan belum jauh lagi, tapi kata dia nggak apa apa nanti juga ada van,” ujarnya mencoba menjelaskan.

“Udahlah nggak apa-apa kok ka, mau gimana lagi, padahal aku udah di belakang bis banget loh, huffft,” ujarku yang masih ada rasa marah.

Hal yang telah terjadi buat apa disesali lagi, toh waktu tidak bisa berputar kembali. Bel berbunyi menandakan jam tujuh dan waktunya untuk membuat produk dan target yang harus dipenuhi.


#tantanganODOP

#temaseharihari


8 komentar:

  1. ish..ish... jahatnye itu abang bas-nye. jitak je-lah esok kak..

    BalasHapus
  2. Mantap. Hari libur tetep rajin ya.

    Boleh kasih masukan sikit je? Hehe

    Buat kalimat ini:

    Alarm teleponku berdering, “aaah, rasanya malas bangun hari ini,” aku mematikan alarm hapeku lalu mengatur ulang alarm untuk penambahan waktu enam menit lagi. = dialog tag penulisannya kurang tepat. Yang bicara bukan alarm telpon kan?
    → "Aah, rasanya malas bangun hari ini." Aku mematikan alarm hape, lalu mengatur ulang alarm dengan menambahkan waktu enam menit.

    Hapeku berbunyi semula, “oke oke aku bangun,” sambil mematikan alarm di telepon. → Hapeku berbunyi semula. Sambil mematikan alarm di telepon aku berseru, "Oke oke, aku bangun!"



    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, alhamdulillah 😊
      Terimakasih mbaa masukannya sangat bermanfaat banget, nanti saya edit lagi tulisannya 😊

      Hapus
  3. Itulah ka geramnya, padahal saya ada kat belakang, tapi lumayan juga sekalian lari pagi 🤣 pagi pagi mengejar bas 😅

    BalasHapus
  4. Bagus. Iya bener, banyak typo. Nama juga masih diawali huruf kecil.

    BalasHapus
  5. Entah kenapa jadi ikutan kesel ya😐

    BalasHapus

6 Langkah Buat Kamu Yang Susah Tidur Di Malam Hari

Tidur malam adalah kebutuhan bagi badan untuk merehatkan seluruh organ tubuhnya setelah beraktivitas selama seharian penuh. Kebanyakan ...