Jumat, 15 Desember 2017

Dendam Zikri

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT7bvI8KsSrYgdUKUlcP2JI5hWh-LK2DNNmxYLtLaTpDX9NUTBcxDDKiA


“Hai bro,” zikri memanggil dua preman dikampungnya.

“Ada apa bocah, manggil-manggil kite,” jawab salah satu preman menggunakan logat betawi.

“Ada kerjaan nih, mau nggak loe loe pade, bayarannya lumayan lah bisa buat makan sebulan, daripada tiap mau makan nyolong bebek warga,” ujar zikri mencoba merayu kedua pereman itu.

Jono dan dul yang memiliki wajah yang garang menggunakan celana levis biru terang, dan berlubang bagian lutut, baju longgar berwarna hitam bergambar band slank, lengan sampai atas bahu, kedua preman itu mengernyutkan dahi lalu berjalan mendekati zikri, setelah mencium aroma uang yang akan datang kepada jono dan dul.

“Kerjaan apa tuh bos,” Jono mendekatkan badannya hingga menempel lengan zikri.

“Jam empat sore selepas ashar ada dua orang lelaki yang akan bertemu di taman deket danau, nanti kalian bawa salah satu dari mereka yang berbadan tinggi berkulit putih lalu bawa ke pabrik tua di deket kuburan kampung sebelah, bisa kan bro,” ucap zikri sambil menepuk kedua bahu preman yang akan disuruh untuk menculik Indra.

“Oke bos,” ucap kedua preman secara berbarengan.

****

Indra baru tersadar, jam telah menunjukkan jam empat lebih sepuluh menit, setelah melakukan kegiatan rutinnya yaitu membaca al quran selepas sholat, indra benar-benar hampir terlupa dengan janji temu dengan sahabatnya muflih.

Indra langsung mengambil motor matic berwarna hitam miliknya lalu memecut motornya itu dengan kelajuan tinggi supaya sampai ke tempat temu janjinya dengan cepat.

Sampainya di taman, indra langsung menuju tempat duduk dekat dengan jembatan paling ujung, tempat yang sudah dijadikan markas untuk kedua sahabat itu.

Indra melajukan langkahnya dan mencari sahabatnya yang telah menunggunya beberapa menit yang lalu, setelah sampai markasnya indra memanggil manggil nama sahabatnya itu,

“Muflih… muflih…muf…,”tidak habis indra memanggil sahabatnya itu, tiba-tiba panggilannya terhenti setelah melihat ada sandal jepit berwarna hijau sebelah kiri yang biasa sahabatnya pakai, indra langsung mengambil gawainya lalu mencari kontak muflih,

“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan tinggalkan pesan suara, tuut…tuut,” indra mencoba menghubunginya beberapa kali, tapi tidak ada hasil, masih suara yang sama di dengarnya yaitu operator.

Indra kebingungan sedikit berjalan ke kanan kiri, tangan kananynya memegang kepala yang mrnunduk kebawah sambil berfikir, tiba-tiba terlihat kertas putih yang terlihat ada tulisan merah di dalamnya, tidak lama kemudian indra langsung mengambil kertas putih itu, yang bertuliskan,

“Kalau kamu masih ingin bertemu dengan sahabatmu, datanglah ke pabrik tua, kampung Dermawan”

****

“Bodoh!!!!, kenapa dia yang dibawa kesini, gue kan udah bilang culik lelaki yang berbadan tegap, tinggi dan putih,” zikri memarahi kedua preman itu, hampir urat nadinya terputus karena muflih adalah salah satu teman terbaik nya ketika kuliah dua tahun yang lalu.

Saat kuliah zikri dan muflih di pilih sebagai kerohanian, yang selalu berada di masjid dan mengajak teman-temannya untuk berbuat kebaikan, mereka termasuk pemuda yang terkenal kesholehannya.

Zikri diam-diam Berteman dengan muflih hanya ingin mencari tahu tentang indra sahabatnya, yang kononnya telah membunuh adik satu-satunya syaiful, yang telah meninggal sekitar lima tahun yang lalu, zikri telah berjanji terhadap almarhum untuk balas dendam untuknya.

“Maaf bos gue lupa ciri-ciri yang bos kata tadi, kite berdua ngeliat lelaki itu, terus lah kite bawa mari,” kedua preman sambil menjawab dengan lenyeh-lenyeh seperti tidak punya salah.

“Arrrghh, sudahlah nanti kalian berdua amankan orang ini, kerja kayak gini aja nggak becus,” ujar zikri memarahi kedua preman sambil membengkokan tangannya memegang pinggang.

****

Setelah membaca kertas putih itu, indra langsung berlari untuk mengambil motornya dan menarik gas full dengan kelajuan yang sangat tinggi.

Setelah sampai di pabrik tua, indra langsung mencari pintu masuk, baru beberapa langkah tiba-tiba langkahnya terhenti, karena ada yang berjalan didekatnya,

“Aissssh, tikus,” sambil memegang dadanya dan menarik nafas, lalu berjalan lagi tiba-tiba ada yang berjalan ke arahnya.

“Zikri,” indra terkejut keberadaan zikri di pabrik itu, indra, zikri dan muflih sekolah di universitas yang sama, indra mengenal zikri lewat muflih sahabatnya.

“Indra, jangan masuk plis di dalam sangat berbahaya,” ujar zikri sambil memegang kedua bahu indra dari depan mencoba menahannya.

Indra tidak memperdulikannya sedikit pun perkataan zikri, karena sudah khawatir dengan keadaan muflih sahabatnya.

“Muflih… muflih…”

“Ndra, kamu nggak usah kesini disini sangat berbahaya,” ucap muflih.

Indra mencari sumber suara itu sambil matanya melihat ke arah atas, lalu tertangkap lah pandangan yang dituju nya,

“Muflih…,” sambil terbata-bata karena muflih penuh dengan luka.

“Aku oke,” ujar muflih.

Indra langsung menuju atas menghampiri sahabatnya, walaupun muflih banyak luka tapi dia mencoba tegar didepan indra, seperti tidak terjadi apa-apa.

Ketika indra berlari ke arah sahabatnya, muflih pun menghampirinya berjalan semampunya. Muflih melihat zikri membawa pisau berjalan ke arah indra, tapi muflih memutar posisi ketika berpelukkan dengan indra, dengan mata yang penuh dengan air mata zikri menusuk dengan penuh amarah hingga pandangannya tidak terlalu jelas berjalan menuju kedua sahabat itu, dan akhirnya,

“Dusssssh…,” tertusuk lah pisau itu mengena muflih.

Zikri pun menyadari kalau tusukannya mengenai muflih, bukan indra yang menjadi target hari itu, zikri pun berteriak dengan semaunya,

“Aararrrrrggghhh”

Indra tidak mengetahui tusukan di bagian punggung muflih, sambil memeluknya indra berkata,

“Kau oke kan”

“Aku oke,” muflih mencoba menjawab sahabatnya itu, lama-lama suara itu menghilangkan dan badannya melemah,dan indra pun tersadar yang di punggungnya terasa basah, ketika dilihatnya cair an berwarna merah penuh di bajunya.

“Muflih… muflih, jawab aku plis,” sambil menggerakkan badan muflih.

“Hei pembunuh,” ujar zikri kepada indra.

“Kau masih ingat dengan syaiful teman kamu saat SMA kan,” ujarnya lagi.

“Iya aku ingat,” dengan suara tegas.

“Dia adalah adikku, kau pembunuh adikku, seharusnya yang tertusuk tadi adalah kau… bukan muflih, aku telah berjanji dengan syaiful untuk membalas dendam untuknya,” zikri mencoba menjelaskan.

“Aku tidak membunuh nya,” ucap indra dengan suara lantang.

Mata zikri penuh dengan air mata, tiba-tiba melihat bayangan adiknya syaiful,
“Syaiful, apakah benar itu kau,” zikri mengecilkan matanya.

“Ya ini aku adikmu syaiful,” ujar bayangan yang memakai baju putih.

“Jangan tinggalkan aku lagi,” dengan nada lirih sambil menangis.

“Maaf aku belum bisa membalas dendam mu, nyawa harus diganti dengan nyawa,” ujar zikri lagi.

“Sebenarnya, aku bukan mati karena terbunuh bang, saat itu aku memang sakit, hari itu pergi ke rumah sakit untuk cek penyakit, ternyata kata dokter aku terkena kanker otak stadium akhir, tapi aku menyimpan nya seorang diri, karena aku tidak ingin kalian menghawatirkanku, kejadian hari itu memang aku menggores tangan di bagian nadi dengan pisau, tapi itu adalah murni aku yang melakukannya sendiri, aku sudah menulis surat untuk abang, ayah dan ibu satu hari sebelum kejadian, aku menyimpannya di lemari paling atas bawah baju-bajuku,” ujar bayangan adik kesayangan zikri.

“Syaifuuuuuuul….,” bayangan adiknya itu semakin pudar hingga menghilang, zikri melanjutkan tangisannya.

Zikri merasa bersalah apa yang selama ini perbuat,
“Aararrrrrggghhh”

Setelah sadar atas perbuatannya, zikri melihat sekitar ternyata sudah tidak ada satupun yang berasa disitu, zikri langsung keluar dari pabrik tua itu.

Indra terlihat kebingungan sambil memapah sahabatnya, karena dia hanya memakai motor, zikri pun mendekatinya dan memberikan kunci mobil miliknya, indra yang terlihat ragu dengan tingkah zikri yang tiba-tiba baik itu mau tidak mau harus menerima tawaran zikri karena suasana sudah genting, darah dari badan muflih pun terus mengalir.

Indra pun memberikan kunci motor nya, lalu mentancap gas mobil supaya nyawa muflih bisa tertolong, zikri pun langsung balik kerumahnya ingin membaca surat yang di tulis adik kesayangannya itu.

Dua hari kemudian, akhirnya muflih tersadar dari koma nya, dokter terus mennghubungi indra, karena saat indra membawa sahabatnya itu dialah yang bertanggung jawab atas muflih sahabatnya.

Indra yang mendapatkan kabar baik itu langsung menuju rumah sakit menggunakan motor kesayangannya, siang hari yang cerah di iringi rintikan hujan tiba-tiba indra melihat pelangi yang sangat indah, saat berhenti di lampu merah.

“Sadar juga kau,” ujar indra kepada muflih.

“Alah kau ini, nggak kangen sama aku tah,” canda muflih, tiba-tiba tawanya pecah di kamar rumah sakit yang di dalamnya hanya ada mereka berdua.

#tantangan odop 
#limakatakunci 

2 komentar:

  1. wow, seperti ada flash di cerita ini. cepat sekali

    BalasHapus
  2. Heeee iyaaa ka, sebenarnya masih ada cerita yang belum masuk, tapi di tutup duluan 😅🙈

    BalasHapus

6 Langkah Buat Kamu Yang Susah Tidur Di Malam Hari

Tidur malam adalah kebutuhan bagi badan untuk merehatkan seluruh organ tubuhnya setelah beraktivitas selama seharian penuh. Kebanyakan ...